Didaulat Jadi Bapak dan Ibu Asuh Stunting, Kajari OKU : Stunting Bukan Hal Ecek – Ecek

Berita Daerah, Ragam615 Dilihat
Kajari OKU Dan Ketua IAD OKU memberi suapan kepada balita stunting. Foto : Helri Yansah

BATURAJA, KLIKOKU.ID – Kejaksaan negeri OKU bersama UPTD puskesmas Kelmalaraja kecamatan Baturaja Timur menggelar kegiatan Adhyaksa peduli stunting dalam rangka peringatan HBA ke 63 dan hari jadi IAD ke 23 tahun 2023. Kegiatan itu di pusatkan di kantor UPTD PUskesmas kemalaraja Selasa (18/7/2023).

Kegiatan itu di hadiri kepala Kejaksaan Negeri OKU Choirun Parapat SH MH, ketua IAD OKU Cherdina C. Parapat, PLT kepala Dinas Kesehatan Rozali SKM MM, PLT Kadin BKKBN Oku Yulia Mutia S Sos, Kabid kesehatan masyarakat Dedi Wijaya SKM M Kes, PLT Kapuskes Kemalaraja Chairi Admaja SKM MKm, Kasi Pidum Erik Eko Bagus Mudigdho SH, Kasi pidsus Yerry Tri Mulyawan SH, Kasi Dattun Ajie Marta SH serta para undangan.

Sata di bincangi, Kajari OKU Choirun Parapat mengatakan Stunting saat ini sudah menjadi isu nasional. Bahkan menurut dia, beberapa kali presiden RI rapat bersama unsur pimpinan daerah yang memerintahkan seluruh stake holder untuk turut berpartisipasi dalam rangka penurunan angka stunting.

“Nah pada rangkaian HBA Tahun 2023, Sengaja rangakain ini kita kemas dengan berbagai kegiatan termasuk kegiatan Adhyaksa peduli stunting ini. Kami sangat mendukung langkah – langkah yang dilakukan Dinkes OKU dalam upaya penurunan angka stunting di OKU. Terbukti beberap waktu lalu OKU meraih penghargaan oleh presiden RI terkait itu. Ini sesuatu yang luar biasa,” ungkap Kajari.

Ketua IAD OKU menggendong balita stunting

Namun, kata dia, irama itu harus di pelihara
Sebab sewaktu waktu bisa saja berubah dan terjadi peningkatan lagi. Oleh karena itu pihaknya ikut ambil bagian dalam rangka menurunkan angka stunting di Kabupaten OKU.

“Ini bukan tanggung jawab Dinkes saja, kita juga punya tanggung jawab dalam masalah stunting ini. Makanya hari ini kita meminta bantuan dinas kesehatan untuk bekerjasama dengan kita untuk turut peduli dengan anak – Anak yang mangalami stunting. Kedepan nanti ibu – ibu IAD akan lakukan kegiatan menekan stunting di beberapa posyandu,” jelasnya.

Selain itu, Kajari juga berterima kasih kepada dinas kesehatan yang telah menyematkan kepadanya sebagai bapak asuh dan bunda stunting kepada Ketua IAD OKU.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Dinkes yang telah menjadikan kami bapak dan ibu asuh stunting,” imbuhnya.

Choirun juga berharap Kepada legislatif dan eksekutif di OKU untuk memberikan kebijakan dalam hal pengucuran anggaran guna menekan angka stunting di OKU. Sebab kata Choirun stunting bukan lah masalah sepele yang dapat dipandang sebelah mata.

“Inikan masalah kebijakan, ini bukan masalah ecek – ecek. Kalau tidak di dukung dengan anggaran dan fasilitas yang baik, tentu teman – teman akan kewalahan. Makanya sebisa mungkin kita akan bantu sampaikan kepada pengambil kebijakan,” lanjutnya.

Sementara itu, dalam sampaiannya PLT kepala Dinas Kesehatan Rozal SKM MM menuturkan saat ini OKU menjadi salah satu Kabupaten terbaik di Indonesia dalam hal penurunan angka stunting. Dilaporkannya saat ini angka stunting berada di angka 19 persen Dari sebelumnya berada di angka 31 persen.

“Artinya ada penurunan angka 11 persen. Dan dalam catatan angka, dari 24.577 balita di OKU, telah di ukur ada 377 anak yang mengalami stunting atau 1,76%. Nah untuk di puskesmas Kemala raja ini ada 8 balita, Selebihnya adalah masalah gizi buruk dan lain sebagainya,” ujar Rozali.

Rozali juga sangat mengapresiasi Kajari OKU atas dukungannya yang siap bersinergi dengan Dinkes Oku terhadap penekanan angka stunting. “Sejak awal bertemu, Pak Kajari sudah peduli akan stunting di OKU. nah bertepatan dengan HBA ini pak Kajari menggelar kegiatan Adhyaksa peduli stunting ini. Kami sangat berterima kasih atas kepeduliannya,” pungkasnya.(Lee)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *