BATURAJA, KLIKOKU.ID – Kapolres OKU, AKBP Arif Harsono angkat bicara terkait viralnya kasus pria yang berinisial (K) yang nekad mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri akibat di teror debt colector (DC) Pinjaman Online (Pinjol) dan di sebut terjadi di Kabupaten OKU Sumatera Selatan. Dirinya menegaskan kejadian tersebut tak ada di Kabupaten OKU.
AKBP Arif menyebut beberapa bulan ini memang pernah terjadi korban bunuh diri yang diakibatkan faktor ekonomi. Namun pihaknya tak menemukan identitas pria berinisial K atau bunuh diri akibat Pinjol.
“Memang ada kasus bunuh diri berlatarbelakang ekonomi. Namun dari keterangan keluarga korban dari beberapa perkara itu, tidak ada terkait dengan Pinjol. Dan kita sudah melakukan pendekatan kepada pihak keluarganya,” kata Kapolres OKU dibincangi usai pelaksanaan simulasi Sispam Kota di terminal Tipe A Batu Kuning Sabtu, (14/10/2023) siang.
selain itu, Kapolres OKU juga mengatakan Bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan terhadap seluruh kasus Bunuh diri yang terjadi di Kabupaten OKU. Namun hasilnya dari keterangan pihak keluarga tidak ada yang mengarah kepada bunuh diri akibat Pinjol.
“Sudah kita selidiki semua kasus bunuh diri di OKU. Namun tidak ada yang berlatar belakang Pinjaman Online atau akibat teror debt colector Pinjol,” tegasnya.
Menurut AKBP Arif, kasus tersebut berkemungkinan terjadi ditempat lain (bukan di OKU.red). Hal itu kata dia, diperkuat dengan belum adanya layanan aplikasi gofood atau pun Gojek.
“Saya baca beberapa artikel, di situ katanya ada orderan fiktif dalam kasus itu. Nah, sementara diwilayah kita kan belum ada Gofood atau Gojek” sambung dia.
Jikapun kasus itu ada, Kapolres meminta pihak keluarga untuk segera melaporkan ke Polisi agar bisa di tindak lanjuti.
“Ya, kami membuka jika memang ada untuk segera melaporkan pada kami,” pungkasnya.
Diketahui, kasus tersebut heboh di Twitter usai akun truth revealer mengatakan jika K diteror DC Pinjol yang mengakibatkan dirinya bunuh diri. Bahkan dalam cuitannya, teror DC tersebut tak hanya sebatas telepon.
Dalam cuitannya, K adalah seorang honorer disalah satu kantor pemerintah dengan kontrak 5 tahun, lalu dipecat karena telpon yang masuk ke kantor sudah dirasa sangat menggangu.
“Kasus ini pernah sampai ditangani Kepolisian. Polisilah yang menemukan surat terakhir yang ditulis oleh K,” cuit akun truth revealer.
“Didalamnya sudah sangat jelas bahwa Adakami telah merusak hidupnya,” sambung cuitannya. (Lee)