BATURAJA, KLIKOKU.ID – Hari pertama masuk sekolah, Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten OKU Hj. Zwesti Karenia S.E
mengunjungi SDN 01 OKU. Kunjungan ini sendiri dalam rangka mensosialisasikan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dari Kemendikbud RI. Jadi anak – anak memasuki fase dari PAUD transisi ke PAUD.
Dijelaskan Zwesti ada beberapa hal yang perlu dilakukan satuan pendidikan untuk mewujudkan transisi tersebut, terutama dalam hal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) masuk SD, yakni menghilangkan tes membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Kedua menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik selama dua minggu pertama, baik PAUD maupun SD. Ketiga menerapkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi anak di PAUD dan SD.
“Jadi biarkan peserta didik dengan perasaan senang dan gembira, datang ke sekolah, jadi tidak lagi mereka dibebankan tugas-tugas berat yang akhirnya membuat mereka enggan untuk bangun pagi dan berangkat ke sekolah. Jadi biarkan mereka pergi sekolah dengan bergembira, tidak takut dan ada keinginanya untuk kembali bersekolah karena menyenangkan. Selain itu juga sesuai perubahan aturan dari kemendikbud memberikan kesempatan kepada orang tua delama 2 minggu untuk mendampingi anak selama MPLS,” jelasnya Senin, (17/7/2023).
Bunda PAUD OKU ini juga menyampaikan bahwa anak – anak belajar dari PAUD, TK dan SD sampai usia 8 tahun proses belajarnya masih dengan cara proses bermain. Karena anak – anak tersebut belum memiliki emosi yang stabil.
“Ada 6 pilar yang harus kita perhatikan yaitu emosi, budaya, agama, tingkah laku, proses calistung, dan bagaimana cara kita orang tua mendidik anak dibekali dengan agama ” ungkapnya.
Zwesti yang juga sebagai Bunda literasi ini berpesan kepada orang tua agar memberikan pelajaran dasar dulu yaitu pendidikan Agama, mental dan agama baik, itu adalah pondasi yang paling kuat untuk anak – anak menuju kesekolah umum. Dan kita juga selaku orang tua harus mencontohkan perbuatan – perbuatan yang baik dan benar yang bisa membawa anak kira mencapai cita – cita untuk generasi mendatang.
“Kepada dewan guru agar memperhatikan anak – anak memberikan pembelajaran yang baik berdasarkan kurikulum yang sudah tersusun dan juga memperhatikan pola – pola yang sudah di tetapkan oleh kemendikbud, dan juga tidak memaksakan anak untuk harus dan wajib bisa calistung pada masa transisi ini,” ungkapnya.
Untuk itu, Zwesti berharap dukungan semua pihak, baik orang tua dan guru, sehingga program ini bisa berjalan untuk generasi bangsa yang lebih maju. Di sela – sela kegiatan kunjungan, Zwesti juga menyerahkan bingkisan alat tulis dan makanan tambahan bagi peserta didik.(jpn)